Tujuan diadakannya program usaha ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas kami dalam menciptakan suatu hal yang baru, dapat berpikir panjang atau luas dalam menjalankan setiap kegiatan, serta membuka peluang atau kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besardanmelatihjiwakewirausahaan yang sedikitbanyakkami miliki agar lebihterampil, efektif, dan efisien dibidangkewirausahaan. Dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K), program yang akan kami ajukan ialah program usaha yang diberi nama “Tahu Jabred”. Program usaha makanan yang kami buat berbahan dasar tahu produksi tahu goreng yang diselimuti dengan tepung krispydan isi yang beraneka rasa, sebagai bentuk pembelajaran kreatifitas mahasiswa di dalam mengasah dan mengaplikasikan ilmu kewirausahaan yang telah diberikan oleh dosen pengajar. Kami membuat program ini karena makanan tersebut juga banyak digemari dan disukai oleh semua orang baik dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, karena rasanya yang enak dan lezat terutama bagi orang-orang yang menyukai cita rasa yang pedas dengan berbagai tingkat kepedasan sesuai dengan selera sedangkan bagi yang tidak menyukai pedas dapat memakannya juga dengan tingkat kepedasan yang rendah bahkan bisa juga tanpa ada rasa pedas. Dengan keyakinan dan kerja cerdas yang kami lakukan usaha makanan ringan ini akan berhasil, karena kami mengemas bentuk dan rasa yang berbeda dari produk tahu yang lain. Selain itu, usaha makanan tahu ini dapat membantu mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan jajanan yang enak, lezat, dan higienis tanpa adanya bahan pengawet dengan fasilitas musik untuk merefleksikan nuansa hati ditengah penatnya tugas kuliah, makanan ringan yang berupa gorengan “Tahu Jabred” produksi kami pun bisa dapat dijadikan sahabat ngobrol dan diskusi untuk mencairkan suasana hati. Tahu adalah makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang mengandung protein nabati yang baik untuk kesehatan.
Sekarang ini, jarang sekali orang-orang yang menyukai makanan yang terbuat dari kacang kedelai seperti tahu.Makanan seperti ini, hanya kalangan dan orang-orang tertentu saja yang menyukai tahu atau bahkan karena terlalu sering mengkonsumsinya, maka banyak yang mulai bosan untuk memakan makanan tersebut. Hal ini karena, penampilan dan rasanya yang biasa-biasa saja atau kurang begitu menarik dalam penyediaannya. Di lingkungan masyarakat yang semakin konsumtif, dapat mempermudah kami dalam membuat produk ini, karena banyak orang-orang yang malas membuat makanan sendiri dan ingin langsung memakan-makanan yang siap saji saja yang praktis dan tidak ribet.Selain itu, di kampus-kampus umumny amenyukai gorengan dan selama ini jenis gorengan yang ada dilingkungan kampus belum ada yang terbuat dari olahan tahu. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk membuka usaha makanan ringan berupa gorengan yang berbahan baku tahu dengan isi yang bervariasi di dalam tahunya.
Adapun produk yang akan kami pasarkan yaitu Tahu isi sayur-sayuran, daging serta sosis dan lain sebagainya yang di selimuti dengan tepung krispy dan rasa yang pedas. Dalam pendirian usaha ini, sumber bahan baku utama adalah tahu. Tahu mudah ditemukan dimana saja, yang terbuat dari kacang kedelai yang di giling secara halus dan dicetak.
Tahu yang akan kami pergunakan adalah tahu kotak yang ukurannya besar berwarna coklat dan tahu putih. Dan untuk isi tahunya kami isi dengan berbagai jenis sayur-sayuran dan diracik sendiri dengan inovasi rasa yang telah kami pelajari cara peracikan bumbu-bumbunya, dengan memiliki kualitas produk yang bagus dan dijamin higienis. Melihat dari banyaknya produk-produk yang kami buat, serta kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama dengan kreatifitas dan keunikannya masing-masing. Hal itu tidak membuat semangat kami men urun dalam berkreasi dan berinovasi. Kami menyiasatiproduk yang kami buat dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada.
Yaitu, dengan inovasi rasa yang lebih enak dari rasa yang biasa sampai rasa yang begitu pedas, isi yang bervariasi, ukuran yang lebih besar, harga yang ekonomis, dan yang paling penting produk yang kami buat dijamin higienis tanpa memakai bahan pengawet atau bahan-bahan yang mengandung kadar kimia yang tinggi. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran. Selain itu, kami memiliki banyak relasi yang dapat dijadikan pelanggan tetap. Pada tahap ini, yang pertama kami mempersiapkan bahan baku terlebih dahulu yang bahan utama dari produk kami yaitu tahu.
Tahu yang kami pergunakan ada 2 jenis, yaitu tahu putih dan tahu coklat. Selain kedua bahan utama tersebut, kami juga mempersiapkan bahan-bahan lain untuk membuat isi dari tahu, kulittahu, dan bumbu-bumbu dari isi tahu serta kulit tahu tersebut yang terdiri dari ayam cincang, kol, wortel, touge, sosis, daun bawang, cabe rawit, cabe merah, garam, Merica bubuk, Tepung Terigu, Tepung sagu, dan lain-lain. Target utama dalam mempromosikan dan pemasaran produk yang kami jual adalah orang dewasa dan remaja karena produk yang kami buat sangat digemari oleh kalangan orang dewasa dan remaja. Penjualan tahu jabred biasanya kami lakukan setelah aktivitas perkuliahan selesai.Untuk mempromosikan produk tahu jabred ini, yang pertama kami mempromosikan dari mulut ke mulut terutama dipromosikan kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu. S ambil berjualan keliling dalam mempromosikannya, k ami juga akan membuka stand penjualan di luar wilayah kampus dan di dalam kampus, meyewa tempat untuk membuka usaha ini.Dan menggunakan media seperti brosur, pamflet, media massa facebook, twitter, dan bbm. KABAR BAIK!!!
Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online.
Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: [email protected] dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya. Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: [email protected] dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: [email protected] sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.
Konsep Kewirausahaan Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya.
Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha ( business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:. Pengembangan teknologi baru ( developing new technology),. Penemuan pengetahuan baru ( discovering new knowledge),. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada ( improving existing products or services),.
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit ( finding different ways of providing more goods and services with fewer resources). Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994). Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959). Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996).
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi.
Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ( ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha ( start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru ( creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang ( opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko ( risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh ( holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha.
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.
Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian. Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras. Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:.
Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya. Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam silabus. Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah. Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll) 4.
Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran.
Panduan Program Kewirausahaan Mahasiswa
Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran ( task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah). Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Contoh anak yang berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan. Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Sumber: Adaptasi dan disarikan dari: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
Program Kewirausahaan, Kartu As Pembelajaran SMK Oleh: Mohammad Saroni, Guru SMK Brawijaya Mojokerto Program pengembangan keterampilan lulusan SMK telah menjadi skala prioritas dunia pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan. Hal ini ditetapkan setelah menyadari kenyataan bahwa selama ini telah terjadi kesalahan persepsi para peserta didik. Para peserta didik yang telah menyelesaikan masa belajarnya di SMK ternyata kurang dapat mengakomodasi program tersebut. Banyak anak didik yang ternyata hanya menguasai pelajaran secara teoritis, sementara keterampilan yang diharapkan hanya mimpi disiang bolong. Oleh karena itulah, maka perlu dikembangkan kesadaran di hati anak didik bahwa bersekolah di SMK, keterampilan adalah bidang garapan yang paling utama. SMK merupakan sekolah dengan spesifikasi program keahlian dengan tujuan memberikan bekal keterampilan kejuruan yang dapat dijadikan sebagai bekal hidup setelah anak didik menyelesaikan masa belajarnya.
Tetapi, kenyataannya adalah anak didik tidak mampu menjadikan kete-rampilan kejuruan yang didapatkan di bengkel sekolah untuk kehidupannya. Mereka tidak mampu menyerap dan menjadikan keterampilan sebagai bagian hidupnya.
Program Kewirausahaan Mahasiswa
Permasalahannya adalah keterampilan yang didapatkan oleh anak didik tidak diimbangi dengan kemampuan untuk memasarkan keterampilan tersebut. Anak didik hanya terampil tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk menjual keterampilan tersebut. Keadaan ini selanjutnya diatasi dengan memberikan mata diklat kewira-usahaan. Mata diklat ini memungkinkan anak didik mendapatkan berbagai materi yang berkaitan dengan kewirausahaan. Dengan materi ini, maka diharap-kan anak didik mempunyai kemampuan untuk menjual keterampilannya ke-pada masyarakat. Dengan demikian, maka eksistensi pelajaran kewirausahaan merupakan bentuk penerapan pembelajaran seutuhnya bagi anak didik. Wirausaha adalah implementasi keterampilan Pembelajaran di SMK memberikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara utuh bagi anak didik.
Hal ini merupakan perwujudan dari kepedulian sekolah terhadap kelanjutan dari proses pembelajaran anak didik. Artinya, sekolah tidak hanya memberikan bekal keterampilan untuk anak didik, tetapi juga kemampuan untuk menjual keterampilan tersebut. Jika anak didik hanya diberi bekal keterampilan teknis tetapi tidak mem-punyai keterampilan untuk melaksanakan dalam kehidupan nyata, maka hal tersebut tentu sia-sia saja. Walaupun anak didik mempunyai keterampilan yang lebih dari rata-rata, tetapi jika tidak mempunyai kemampuan untuk melaksana-kannya dengan menjual kepada masyarakat, tentunya hal tersebut tidak berguna. Keterampilan tersebut hanya menjadi kebanggaan semu, tetapi tidak mampu memberikan nilai tambah bagi kehidupannya. Di dalam program pembelajaran di SMK, keterampilan merupakan aspek penting yang menjadi bidang garapan yang memungkinkan anak didik untuk mendapatkan bekal hidup. Pembelajaran keterampilan yang dilaksanakan di SMK diimplementasikan sebagai bentuk kegiatan hidup, yaitu produksi barang atau pemberian jasa untuk masyarakat.
Kegiatan inilah yang diharapkan dapat menjadi andalan bagi anak didik agar dapat menjalani kehidupannya tanpa kesulitan. Sejak tahun pertama mereka menempuh pembelajaran di SMK, sejak itulah mereka mendapatkan pembelajaran keterampilan atau praktik, yaitu praktik dasar, lalu diteruskan pada praktik lanjut di tahun kedua dan pada tahun ketiga mereka mendapatkan praktik produksi barang. Ini merupakan rangkaian kegiatan yang merupakan spesifikasi dan spesialisasi dari SMK.
Sementara untuk menunjang program pembekalan sehingga menjadi sebuah proses pembelajaran yang utuh, maka keterampilan teknis tersebut dilengkapi dengan kemampuan untuk mengelola usaha dan kemampuan untuk menjual keterampilan yang dimilikinya. Materi penunjang yang dimaksudkan tidak lain adalah pembelajaran kewirausahaan. Pembelajaran Kewirausahaan adalah Kartu As SMK Di dalam proses pembelajaran kewirausahaan, setidaknya anak didik diberikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan aspek-aspek penting sehingga seseorang dapat menjadi interprenuer dan dapat survival dalam kehidupannya. Pembelajaran kewirausahaan memberikan keterampilan khusus pada anak didik sehingga dapat mengelola keterampilannya sebagai sumber penghidupannya. Inilah hal nyata yang dijharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran kewirausahaan.
Anak didik tidak saja memiliki keterampilan teknis, melainkan juga mampu menerapkan keterampilan tersebut sebagai bekal hidupnya. Kewirausahaan memang merupakan upaya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan nyata. Hal ini terkait pada kenyataan bahwa banyak lulusan yang berketerampilan tetapi kesulitan menerapkan keteram-pilan tersebut dalam kehidupannya sehingga mereka tidak mampu survival dalam kehidupannya. Disinilah peranan pembelajaran kewirausahaan dalam implementasi keterampilan sehingga anak didik mampu bertahan dengan kemampuan menge-lola keterampilan dirinya. Pembelajaran kewirausahaan memang merupakan kartu as bagi SMK agar anak didiknya mempunyai kemampuan lebih dan siap memasuki kehidup-an sebagai manusia yang survival. Dengan kewirausahaan, maka anak ddik terbiasa dalam kondisi ‘ usaha’ dan membangun jaringan usaha sejak bersekolah sehingga saat selesai masa belajar, maka mereka sudah memiliki pengalaman kerja, bahkan pangsa pasar/ pangsa kerja tersendiri.
Selamat untuk Sekolah Menengah Kejuruan! ———— (Download artikel ini dalam format word document, ).
Lapangan pekerjaan yang terbatas serta tuntutan kebutuhan pasar yang meningkat menyebabkan banyaknya pengangguran. Pengangguran sudah menjadi masalah struktural bagi bangsa Indonesia. Banyak hal yang menjadi factor penyebab, baik yang berasal dari aspek internal seperti softskill, sikap, mental, ketiadaan modal financial, cacat tubuh dan sebagainya serta factor eksternal seperti kualitas pendidikan, system ekonomi, system politik yang ada pada suatu negara, dan sebagainya. Angka pengangguran sulit untuk dihilangkan sekalipun pada negara maju, akan tetapi masih dapat diminimalisir dengan berbagai program atau kebijakan yang relevan dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Di Indonesia, angka pengaguran masih cukup besar, pada tahun 2004, angka pengangguran sebesar 10,2 juta (9,8%), kemudian terus meningkat menjadi 10,8 juta (10,3%) pada tahun 2005 dan 11,1 juta (10,4%) pada tahun 2006. Serupa dengan fenomena kemiskinan, angka pengangguran mengalami penurunan pada tahun 2007 hingga 2009. Pada tahun 2009, angka pengangguran masih sebesar 9,2 juta (8,1%).
Tuntutan kebutuhan pasar semakin meningkat seiring dengan semakin kompetitifnya dunia kerja akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi sehingga menghasilkan berbagai inovasi yang harus diimbangi dengan kemampuan setiap individu. Lemahnya kemandirian bangsa Indonesia dalam mengelola kekayaan yang melimpah ruah dengan inovasi dan kreasi merupakan ancaman besar bagi pembangunan bangsa Indonesia, karena akan mempersempit kesempatan kerja yang diakibatkan meningkatnya pencari kerja sedangkan lapangan pekerjaan terbatas. Keterbatasan ini, berasal dari mental masyarakat Indonesia yang lemah akibat budaya malas, sehingga kemampuan yang dimiliki tidak terasah yang akhirnya tumpul sehingga melahirkan manusia Indonesia yang kerdil dalam melihat peluang dengan aset yang melimpah ruah Manusia sebagai subjek sekaligus objek pembangunan harus menjadi orientasi utama dalam mengembangkan sikap serta mentalitas kemandirian sehingga mampu bersaing ditengah-tengah kehidupan global yang terus berkembang dengan pesat. Kemandirian serta daya saing yang tinggi akan mampu menghasilkan individu yang mampu berfikir untuk menghasilkan dan mengembangkan sesuatu yang lebih kreatif. Dalam menciptakan manusia Indonesia yang memiliki daya saing serta kemandirian yang tinggi dibutuhkan upaya yang besar dan maksimal, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan sebagai satu-satunya wahana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam menjawab tantangan global, pendidikan harus mampu menciptakan dan mengembangkan program-program yang relevan dengan pembangunan atau kebutuhan pasar saat ini.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebagai salah satu jenis pendidikan yang berorientasi pada keahlian tertentu, dipercaya mampu menghasilkan lulusan yang mampu diserap oleh dunia kerja dengan pendidikan kewirausahaan yang dikembangkan sesuai dengan keahlian atau jurusannya. Kewirausahaan diartikan sebagai proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikol resiko-resiko finansial, psikis, dan sosial yang menyertainya, serta menerima penghargaan atau imbalan moneter dan keputusan pribadi.
Dalam implementasi pendidikan kewirausahaan di SMK, metode pembelajaran yang diterapkan menjadi hal yang krusial, karena metode yang digunakan harus mampu menumbuhkan dan merefleksikan mentalitas kemandirian peserta didik. Metode pembelajaran kewirausahaan yang digunakan, sebaiknya lebih bersifat kontekstual, sehingga peserta didik memiliki keterampilan pemahaman teori yang baik serta melakukan riset pasar atau tugas lapangan sebagai pengalaman untuk menambah motivasi berwirausaha. Pembelajaran yang aktif dan interaktif menjadi salah satu faktor utama terciptanya pendidikan kewirausahaan yang efektif. Penerapan pendidikan kewirausahaan di SMK menjadi salah satu pendukung dari program keahlian setiap jurusan atau bidang, seperti bidang bisnis manajemen terdapat jurusan pemasaran, akuntansi, manajemen perkantoran dan lainnya.
Pendidikan kewirausahaan yang diberikan di SMK, akan membentuk pola pikir serta paradigma peserta didik yang awalnya adalah “lulus sekolah mencari pekerjaan, menjadi lulus sekolah menciptakan lapangan pekerjaan”. Dengan adanya pendidikan kewirausahaan di SMK, diharapkan lulusannya mampu menciptakan lapangan kerja sebagai buah dari sikap dan mentalitas kemandirian yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan terutama dalam meningkatkan pembangunan bangsa dalam meminimalisir tingkat penganguran yang diakibatkan menipisnya lapangan pekerjaan.
Pengertian Program kewirausahaan merupakan suatu program untuk menciptakan nilai yang berbeda, dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial, menanggung dampak psikis dan sosial yang menyertainya serta menerima imbalan berbentuk moneter dan kepuasan pribadi. Salah satu program kewirausahaan yang dijalankan pada SMK Perbankan Riau adalah usaha minimarket. Penguatan pembelajaran kewirausahaan SMK Perbankan Riau yang berorientasi pada pembentukan karakter wirausaha b. Menyiapkan layanan pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik bisnis.
Menyiapkan rintisan teaching industry di SMK Perbankan Riau. Menyiapkan lulusan SMK Perbankan Riau untuk menjadi wirausaha. Search for: Search KONTAK SEKOLAH.
Comments are closed.
|
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |